Terbaru: Kasus Video AI: Warga Solo Diperiksa di Magelang Terkait Umrah ke Candi Borobudur
wisatamagelang.id, MAGELANG –
Penyidik Polresta Magelang masih mendalami kasus konten video AI bertema ‘umrah ke Candi Borobudur’ yang diduga menyentuh isu SARA terkait keberagaman praktik keagamaan.
Pembuat video berinisial YH, warga Solo, saat ini masih diperiksa sebagai saksi di Mapolresta Magelang pada Kamis (12/6/2025).
Kasat Reskrim Polresta Magelang, AKP La Ode Arwan Syah, mengatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap YH terkait dugaan pembuatan, pengeditan, dan pengunggahan video tersebut di media sosial.
“Hari ini kami melaksanakan pemeriksaan terhadap saksi, yang diduga sebagai pelaku yang membuat, mengedit, dan mengunggah video yang diduga bermuatan SARA.
“Keterangan dari yang bersangkutan sudah kami terima dan saat ini sedang kami pelajari serta koordinasikan dengan para ahli,” kata La Ode, Rabu (12/6/2025).
Menurutnya, penyidik juga telah berkoordinasi dengan sejumlah ahli, antara lain ahli Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dari Kementerian Kominfo di Jakarta, ahli bahasa, dan juga melibatkan ahli agama yang diperiksa di bawah asistensi Polda.
Pemeriksaan terhadap YH berlangsung dari siang hingga sore hari, karena penyidik mendalami secara detail bagaimana proses pembuatan, pengeditan, hingga pengunggahan konten tersebut.
“Saat ini yang bersangkutan masih kami amankan sebagai saksi. Sesuai prosedur, maksimal 1×24 jam. Yang bersangkutan juga kooperatif dan menunjukkan rasa bersalah. Ada itikad baik untuk meminta maaf. Namun kami sebagai penyidik tetap harus mendalami perbuatan dan fakta-fakta hukumnya,” ujarnya.
Polresta Magelang menyampaikan akan terus memperbarui perkembangan kasus ini kepada publik setelah seluruh pemeriksaan terhadap saksi dan para ahli rampung.
Sebelumnya, YH telah mendatangi Kantor Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang untuk menyampaikan permohonan maaf atas konten yang dibuatnya.
Video tersebut awalnya diunggah di TikTok pribadinya dan menuai reaksi publik karena dianggap menyinggung praktik ibadah agama tertentu.
Kepala Disparpora Kabupaten Magelang, Mulyanto, menyampaikan bahwa kedatangan YH bersama keluarga merupakan bentuk itikad baik.
Ia menegaskan bahwa konten tersebut dibuat secara pribadi, bukan pesanan dari pihak manapun.
YH juga telah menghapus video tersebut dari akun media sosialnya, serta menghubungi sejumlah pihak termasuk ulama di Solo untuk meminta masukan sebelum akhirnya menyampaikan klarifikasi secara langsung ke Disparpora dan Polresta Magelang.
“Kami menyampaikan bahwa ini menjadi pelajaran penting. Meskipun konten pribadi, tetap harus memperhatikan sensitivitas masyarakat dan dampaknya terhadap citra pariwisata,” terang Mulyanto.
Kedatangan Anggota DPR RI
Pada Senin (9/6/2025), penyidik Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polresta Magelang melakukan penyelidikan terkait video viral di media sosial yang memuat ajakan ‘umrah’ ke Candi Borobudur.
Dalam prosesnya, penyidik telah mengagendakan pemanggilan terhadap saksi ahli.
Hal itu diungkapkan Kapolresta Magelang, Kombes Pol Herbin Garbawiyata Jaya Sianipar, seusai menerima kunjungan Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah, di Mapolresta Magelang pada Senin (9/6/2025).
Dalam keterangannya, Kombes Herbin menyampaikan terima kasih atas kunjungan Abdullah dan menyatakan kesiapan Polresta Magelang untuk bersinergi.
Ia menjelaskan bahwa Abdullah berasal dari daerah pemilihan (dapil) VI, sehingga pertemuan tersebut juga dimanfaatkan untuk berdiskusi mengenai pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas) di wilayah Magelang.
Salah satu isu yang dibahas adalah video viral yang menyebut Candi Borobudur sebagai tempat ‘umrah’ dan diduga mengandung unsur penistaan agama.
“Kami mengucapkan terima kasih untuk kunjungan beliau (anggota Komisi III DPR RI) dan siap bersinergi dengan beliau. Karena beliau dari dapil 6, tadi kami diskusi banyak tentang harkamtibmas (pemeliharaan keamanan ketertiban masyarakat) di Magelang. Salah satunya yang dibahas memang masalah video viral yang Borobudur, yang diduga penistaan agama,” kata Herbin.
Ia menegaskan bahwa pihaknya telah memproses laporan terkait video tersebut.
Penyelidikan sedang berlangsung, dan Kapolresta meminta waktu kepada masyarakat untuk menuntaskan rangkaian kegiatan penyelidikan yang kini sedang dijalankan.
“Itu sudah kita proses. Kemarin (sudah ada yang melaporkan), sudah kita proses. Kita mohon waktu. Yang jelas, kami atensi ada rangkaikan kegiatan penyelidikan, sedang dilakukan,” tambahnya.
Terkait pemanggilan saksi, Herbin menyebutkan bahwa sejumlah saksi telah dimintai keterangan. Selain itu, pemeriksaan terhadap saksi ahli juga dijadwalkan dalam waktu dekat.
“Beberapa saksi sudah kita mintai keterangan. Termasuk nanti, kita hari Kamis kalau tidak berubah. Kita, dijadwalkan akan pemeriksaan ahli, ahli bahasa dan ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik),” katanya.
Anggota Komisi III DPR RI Abdullah menegaskan bahwa Polri merupakan salah satu mitra kerjanya di parlemen.
Ia menyampaikan bahwa kunjungannya ke Polresta Magelang selain untuk bersilaturahmi juga menyampaikan aspirasi masyarakat, khususnya terkait video viral ajakan ‘umrah’ ke Candi Borobudur.
Ia meminta agar kasus tersebut diusut tuntas.
“Saya mampir sebentar ke Polres Magelang. Kebetulan Pak Kapolres juga baru. Kita (sampaikan) keluh kesah terutama barusan kemarin viral masalah Borobudur umrah-umrah itu. Minta tolong diusut tuntas, kalaupun ada pelaku yang harus ditindak, ya ditindak tegas,” kata Abdullah.
Ia menilai video tersebut berpotensi memecah belah umat dan merusak keberagaman. Karena itu, menurutnya, perlu ada penegasan antara batas budaya dan agama agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.
“(Video viral) Ya diusut tuntas karena video itu potensi memecah belah umat dan keberagaman. Bedakan antara budaya dan agama harus jelas, apalagi potensi memecah belah kan di zaman sekarang agak sensitif juga,” tegasnya. (tro)