BERITA

Magelang di Persimpangan: Haruskah Tetap di Jateng atau Bergabung dengan Jawa Selatan?


wisatamagelang.id.PRMN

– Pemekaran wilayah kembali menjadi topik hangat di Jawa Tengah.

Kali ini, perhatian tertuju pada Magelang, baik kota maupun kabupatennya, yang disebut-sebut berada dalam persimpangan pemekaran wilayah antara tetap menjadi bagian dari Jawa Tengah atau bergabung ke provinsi baru yang direncanakan: Provinsi Jawa Selatan.

Isu ini mencuat bersamaan dengan meningkatnya dorongan sejumlah daerah di selatan Jawa Tengah yang ingin memisahkan diri dan membentuk provinsi baru demi pemerataan pembangunan dan penguatan otonomi daerah.

Mengapa Magelang Jadi Sorotan?

Magelang memiliki posisi strategis secara geografis dan historis. Terletak di antara Yogyakarta dan Semarang, daerah ini menjadi penghubung vital bagi pergerakan barang, jasa, dan manusia. Selain itu, Magelang juga memiliki nilai budaya yang tinggi, termasuk keberadaan Candi Borobudur yang menjadi ikon nasional dan dunia.

Beberapa alasan mengapa Magelang dianggap potensial bergabung ke provinsi baru:

• Kedekatan wilayah dan karakter budaya dengan kabupaten-kabupaten seperti Purworejo, Wonosobo, dan Temanggung.

• Akses strategis menuju jalur selatan Jawa.

• Dinamika sosial-politik yang mulai menunjukkan dukungan terhadap pemekaran.

Wacana Pembentukan Provinsi Jawa Selatan

Usulan pembentukan Provinsi Jawa Selatan mencakup sejumlah daerah di bagian selatan Jawa Tengah yang selama ini merasa kurang diperhatikan dari segi pembangunan. Daerah-daerah seperti Purworejo, Wonosobo, Kebumen, Banjarnegara, hingga Temanggung disebut dalam berbagai wacana pemekaran.

Magelang berada di antara wilayah yang bisa menjadi penentu kekuatan ekonomi dan administratif provinsi baru tersebut. Apabila Magelang ikut bergabung, Provinsi Jawa Selatan akan memiliki “kota penyeimbang” yang tidak hanya strategis, tetapi juga memiliki potensi pariwisata dan pendidikan yang besar.

Posisi Pemerintah Daerah Magelang

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Kota maupun Kabupaten Magelang mengenai sikap terhadap pemekaran ini. Namun, sejumlah tokoh masyarakat dan pengamat menyarankan agar wacana ini ditanggapi secara terbuka dan dikaji secara menyeluruh.

Pemerintah pusat pun belum memberikan sinyal politik terkait kemungkinan pemekaran ini, karena secara umum pemerintah masih moratorium pemekaran daerah baru, kecuali untuk daerah-daerah yang memiliki urgensi tinggi.

Dilema dan Dinamika di Tingkat Warga

Masyarakat Magelang pun terbagi dua. Sebagian antusias dengan kemungkinan bergabung ke provinsi baru karena dianggap akan membawa percepatan pembangunan dan perhatian pemerintah yang lebih merata. Terutama bagi wilayah kabupaten yang masih memiliki ketimpangan fasilitas di perdesaan.

Namun, sebagian warga dan pengusaha lokal memilih status quo, karena khawatir pemekaran justru menimbulkan kekacauan administrasi, tumpang tindih kebijakan, serta ketidakpastian arah pembangunan jangka panjang.

Potensi Keuntungan bagi Magelang Jika Gabung

Jika Magelang menjadi bagian dari Provinsi Jawa Selatan, potensi keuntungannya antara lain:

• Peluang peningkatan peran strategis daerah sebagai pusat pemerintahan baru.

• Investasi infrastruktur bisa lebih diprioritaskan untuk membuka akses ekonomi daerah.

• Sinergi pariwisata kawasan selatan, khususnya dengan Borobudur sebagai magnet global.

Namun, tentu ini juga memerlukan perencanaan matang, penguatan kapasitas fiskal daerah baru, serta kesiapan politik dan sosial masyarakat. (Nayla)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *