Dari Singkong ke Keuntungan: Kisah Sukses Keripik Jet Kolet Mukibam dari Magelang
wisatamagelang.id.CO.ID – MAGELANG.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Keripik Jet Kolet milik Bapak Mukibam merupakan bukti hidup bahwa kesungguhan serta penggunaan pengetahuan setempat mampu menghasilkan bisnis yang bertahan lama.
Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, perusahaan ini secara rutin menghasilkan keripik singkong unggulan yang dikenal karena ketebalan tipis dan cita rasanya yang gurih yang menjadikan produknya menarik bagi konsumen.
Tiap harinya, kira-kira 300 kilogram ubi kayu diproses oleh Pak Mukibam di tempat usaha mereka. Tahapan produksinya berlangsung mulai pukul 07.30 pagi sampai sekitar jam 4 atau 5 petang, bergantung pada jumlah pekerjaan yang ada.
Proses pembuatan dijalankan dengan cermat, dimulai dari pencucian, pengupasan kulit, perebusan, penyebaran garam, proses penggilangan, dan terakhir adalah penggorengan ubi kayu.
Menariknya, bukan semua tipe ubi kayu bisa dipakai. Cuma varietas ubi kayu bermutu tinggi saja yang sanggup menciptakan keripik dengan ketebalan sesuai keinginan.
UMKM ini juga memberikan dampak sosial yang nyata. Pak Mukibam mempekerjakan warga sekitar, bahkan hingga dari dusun lain, sehingga turut mendukung perekonomian lokal.
Kripik tersebut dipasarkan secara langsung ke pasar-pasar tradisional serta area-area pariwisata yang berada di dekat Candi Borobudur.
Sebuah karung chip bisa mendatangkan pendapatan sebesar kurang lebih Rp 750.000, di mana setiap kilonya dijual dengan harga sekitarRp 40.000.
Kripik Jet Kolet tidak hanya terdepan dalam hal produksi, tetapi juga mengadopsi konsep pengurangan sampah.
Singkatan singkong yang tak sesuai untuk dibuat keripik akan diperolah menjadi tape, sedangkan sisa-sisa sampah tersebut digunakan sebagai makanan kambing.
“Musim penghujan memang menjadi tantangan karena mutu ubi kayu merosot. Namun, kami terus berupaya untuk melakukan produksi. Produksi tapai bahkan dapat menyentuh angka satu ton setiap harinya,” ungkap Pak Mukibam ketika ditemui di tempat pembuatan, Sabtu (10/5).
Seperti halnya UMKM Kripik Jet Kolet, bisnis skala kecil mampu menyumbang bagi pertumbuhan ekonomi dan aspek sosial dengan cara yang berkelanjutan.
Tidak hanya enak sebagai cemilan, keripik ini menggambarkan bahwa usaha dapat berkembang sambil melindungi lingkungan.