Uncategorized

Angka Stunting di Magelang Capai 15,4%: Setiap 10 Anak, 1 Orang Terdampak Gangguan Pertumbuhan


PR JATENG

– Angka stunting di Kota Magelang masih menjadi perhatian serius. Berdasarkan data terbaru, tercatat 15,4 persen anak mengalami stunting, artinya lebih dari satu dari sepuluh anak menghadapi gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis. Angka ini menjadi peringatan keras bahwa masalah gizi di daerah tersebut belum sepenuhnya teratasi.

Menanggapi situasi ini, Pemerintah Kota Magelang kembali mempertegas komitmennya dalam upaya percepatan penurunan stunting. Salah satu langkah nyata diwujudkan melalui kampanye “Aksi Bergizi” yang digelar di SMKN 2 Kota Magelang pada Selasa, 11 Juni 2025.

Walikota Magelang Damar Prasetyono, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut, menyampaikan bahwa stunting bukan semata-mata persoalan asupan gizi. Ia menilai kondisi ini mencerminkan adanya permasalahan lebih luas dalam pembangunan manusia jangka panjang.

“Stunting adalah alarm bagi kita semua. Ketika seorang anak mengalami stunting, maka potensi fisik, mental, dan masa depannya ikut terhambat. Jika hal ini dibiarkan, kualitas sumber daya manusia kita akan terganggu secara menyeluruh,” tegas Damar.

Ia menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mencegah stunting sejak dini. Damar menyebut bahwa peran keluarga, sekolah, hingga fasilitas kesehatan perlu berjalan beriringan agar intervensi bisa tepat sasaran. Ia juga menyoroti pentingnya peran aktif remaja dalam upaya pencegahan.

“Usia SMA adalah usia krusial. Di fase ini, edukasi tentang stunting harus diberikan secara intensif. Misalnya, mereka perlu memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, mencegah anemia, dan menghindari pernikahan dini, seks bebas, serta kebiasaan merokok,” paparnya.

Walikota berharap agar program “Aksi Bergizi” dan “Gerakan Sekolah Sehat” tak hanya menjadi kegiatan seremonial, melainkan dapat menjadi budaya yang melekat kuat di lingkungan pendidikan.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang, Istikomah, menjelaskan bahwa program kampanye gizi ini sudah mulai digerakkan sejak tahun lalu dan terus diperluas cakupannya. Jika sebelumnya menyasar anak-anak TK, SD, dan SMP, kini giliran pelajar SMK yang menjadi target, karena mereka sedang berada di masa transisi menuju usia produktif.

“Kampanye Aksi Bergizi sudah kami mulai sejak tahun lalu dengan menyasar berbagai jenjang pendidikan. Tahun ini, kami fokus pada siswa SMK karena mereka akan segera memasuki usia dewasa. Di sinilah pentingnya pembekalan sejak dini,” ungkap Istikomah.

Dalam kegiatan tersebut, siswa mendapatkan berbagai layanan seperti penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, pemeriksaan kesehatan secara gratis, serta pembagian tablet tambah darah sebagai upaya konkret mencegah anemia yang menjadi salah satu faktor risiko stunting.

Langkah-langkah ini diharapkan mampu menjadi bagian dari strategi komprehensif untuk menurunkan angka stunting di Kota Magelang, sekaligus membentuk generasi muda yang lebih sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *