Bupati Magelang Puji BITE 2025: Menunjukkan Event Besar Bisa Sukses Tanpa Bergantung pada APBD dan APBN
PR JATENG
– Bupati Magelang Grengseng Pamuji menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya Borobudur International Tourism Expo (BITE) 2025 yang digelar tanpa sepeser pun dana dari APBD maupun APBN.
Ia menyebut event ini sebagai momentum penting untuk menyalakan kembali geliat pariwisata dan investasi di Kabupaten Magelang, sekaligus menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah.
“Tidak ada peran Pemda dalam kegiatan ini. Ini menjadi masukan dan evaluasi penting bagi kami agar ke depan bisa memfasilitasi teman-teman penyelenggara agar ekonomi Magelang bergerak, investasi masuk, dan destinasi wisata berkembang,” ujar Bupati saat menghadiri pembukaan BITE 2025 di Grand Artos Hotel & Convention, Magelang, Senin, 16 Juni 2025.
BITE 2025 yang merupakan edisi keempat sejak pandemi COVID-19, kembali menghadirkan konsep business to business (B2B) dengan menghadirkan 87 buyer dan 34 seller dari berbagai daerah, bahkan termasuk buyer dari Singapura dan Malaysia.
Ketua Panitia BITE 2025 sekaligus General Manager Grand Artos Hotel, Sugeng Sugiantoro, mengungkapkan bahwa meskipun seller tahun ini menurun akibat berbagai kendala, potensi bisnis tetap naik.
“Total transaksi yang ditargetkan mencapai Rp180 miliar dari lebih dari 2.000 pertemuan. Ini naik 11 persen dibanding tahun sebelumnya,” jelas Sugeng.
Ia juga menegaskan, “Event ini bisa berjalan tanpa dana APBD dan APBN, ini murni kolaborasi swasta dan semangat bersama.”
Komisaris Utama RajaMICE, Panca R. Sarungu, selaku penyelenggara, menyatakan bahwa sejak awal pihaknya percaya pada potensi besar pariwisata Magelang. Bahkan, ke depan BITE akan tetap dilaksanakan di Magelang dan diperkuat formatnya agar makin menarik investor dan buyer global.
“Saya terharu melihat komitmen Pak Bupati. Kami tidak akan pindahkan event ini ke daerah lain,” tegas Panca.
Dukungan juga datang dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pariwisata Jawa Tengah dan Kementerian Pariwisata, yang mendorong daerah-daerah untuk memaksimalkan potensi lokal.
“Kami tetap didorong juga oleh Pak Sandiaga Uno untuk mencari titik-titik potensial. Dan Magelang punya itu,” kata Panca.
Pembukaan BITE 2025 juga menjadi forum penting untuk membahas isu strategis, salah satunya pembukaan Bandara Internasional Adi Soemarmo di Boyolali dan rencana penerbangan baru dari Air Asia ke wilayah Jawa Tengah. Ini dipandang akan menjadi pintu masuk baru bagi turis asing menuju kawasan Borobudur dan sekitarnya.
Meskipun internasionalisasi pariwisata penting, pihak panitia menekankan bahwa kekuatan utama tetap ada pada pariwisata domestik.
“Turis domestik masih menjadi penopang utama, karena daya belinya lebih berdampak langsung ke UMKM dan ekonomi lokal,” kata Sugeng.
Di tengah tantangan industri pariwisata, BITE 2025 tampil sebagai contoh keberhasilan yang patut dicontoh: diselenggarakan secara mandiri, berdaya ungkit besar, dan berpotensi tumbuh lebih besar jika mendapat dukungan konkret dari pemerintah di masa mendatang.***