BERITA

Ditjen Hortikultura Perkuat Petani Cabai Magelang, Mas Dar Jadi Inspirasi Pemberdayaan

wisatamagelang.id – Fluktuasi harga cabai, rantai distribusi yang panjang, hingga dominasi tengkulak selama ini menjadi persoalan klasik sektor pertanian hortikultura. Namun di Magelang, Jawa Tengah, muncul sebuah gerakan baru yang terbukti mampu memutus mata rantai ketergantungan dan mengembalikan keuntungan ke tangan petani.

Kunci keberhasilan itu tak lepas dari sinergi Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian RI bersama petani teladan, Sudarno akrab disapa Mas Dar yang dikenal luas sebagai Champion Cabai Magelang.

Dengan dukungan pendampingan dan program dari Ditjen Hortikultura, Mas Dar mampu menghimpun lebih dari 6.000 petani cabai di 12 kecamatan dalam wadah Koperasi Pancarga Tani Gemilang Magelang. Koperasi ini bukan sekadar tempat berhimpun, melainkan motor penggerak ekonomi petani cabai dari hulu hingga hilir.

“Inovasi yang kami dorong adalah sistem pasar lelang cabai. Dengan cara ini, petani memperoleh harga yang lebih baik, bahkan bisa menambah Rp. 1.000 – Rp. 2.000 per kilogram. Jika setahun koperasi mengumpulkan 1.000 ton cabai, maka Rp1 miliar kembali ke petani, bukan ke tengkulak,” jelas Mas Dar.

Menurutnya, peran Ditjen Hortikultura sangat vital dalam mendampingi dan mengawal gerakan petani cabai. Program-program yang dijalankan pemerintah bukan hanya menyasar peningkatan produksi, tetapi juga memastikan kesejahteraan petani tetap terjaga.

“Kami sebagai petani Champion Cabai senantiasa bersinergi dengan Kementerian Pertanian, khususnya Ditjen Hortikultura. Bersama-sama, kami mendorong agribisnis cabai yang berdaya dan berkelanjutan,” ujarnya.

Hasilnya kini nyata yakni  petani lebih sejahtera, pelaku usaha merasa gembira, dan masyarakat menikmati cabai dengan harga yang lebih terjangkau. Ditjen Hortikultura menjadi jembatan penting antara kebijakan pemerintah dan kebutuhan riil petani di lapangan.

Mas Dar sendiri terus menanamkan moto hidupnya kepada para petani binaan: “Petani kerja cerdas ikhlas.” Bagi dia, bertani bukan sekadar kerja keras, tetapi juga kerja yang terencana, penuh strategi, dan dilakukan dengan ketulusan hati.

Kisah sukses ini menegaskan bahwa dengan pendampingan yang tepat dari pemerintah dan komitmen penggerak lokal seperti Mas Dar, sektor hortikultura mampu menjadi pilar ekonomi kerakyatan yang tangguh.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *