Uncategorized

Siapa Romo Van Lith? Figur Katolik yang Membentuk Sejarah Muntilan dan Warisan Abad di Magelang


KABAR SLEMAN

– Romo Van Lith merupakan figur penting dalam sejarah penyebaran agama Katolik di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa. Pastor asal Belanda ini dikenal luas karena pendekatan uniknya dalam misi Katolik yang mengedepankan harmoni dengan budaya Jawa. Sejumlah peninggalan fisiknya masih berdiri kokoh di Muntilan, Kabupaten Magelang, menjadi saksi bisu dari pengaruh besarnya.

Fransiskus Georgius Josephus Van Lith, SJ, lahir pada 17 Mei 1863 di Oirschot, Belanda. Ia datang ke Pulau Jawa pada tahun 1896 dan menetap di Desa Semampir, pinggir Kali Lamat, Muntilan.

Di sana, ia membangun sekolah serta gereja sederhana yang menjadi pusat perkembangan agama Katolik. Van Lith wafat di Semarang pada 9 Januari 1926 dan dimakamkan di Kerkhof Muntilan, tak jauh dari kompleks sekolah asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith.

Di halaman SMA Van Lith Muntilan, berdiri sebuah prasasti yang memuat salah satu pernyataannya: “Tujuan kita adalah memberi pendidikan yang tinggi kepada pemuda-pemuda Jawa (Indonesia) sehingga mereka mendapat kedudukan yang baik di dalam masyarakat.”

Warisan Romo Van Lith bukan sekadar bangunan fisik, tetapi juga filosofi pendekatannya. Ia menyebarkan agama Katolik dengan jalan kebudayaan, mirip dengan strategi para Wali Songo dalam menyebarkan Islam.

Ia menyadari bahwa budaya Jawa tidak menerima ajaran baru secara paksa, melainkan melalui akulturasi. Dari sinilah lahir praktik-praktik khas Katolik Jawa, seperti misa berbahasa Jawa, gamelan gereja, hingga pertunjukan wayang ukur yang mengangkat kisah Yesus Kristus dalam gaya wayang kulit.

Peninggalan Romo Van Lith di Muntilan

Berikut beberapa peninggalan Romo Van Lith yang masih bisa dijumpai hingga saat ini di Muntilan:

1. Katholieke Kweekschool – Cikal Bakal Kolese Xaverius

Pada 1911, Romo Van Lith mendirikan Katholieke Kweekschool, sebuah sekolah guru Katolik di Muntilan. Sekolah ini kemudian berkembang menjadi Kolese Xaverius, seminari Katolik pertama di Indonesia.

Meski sempat dipindahkan ke Yogyakarta pada 1927 dan akhirnya kembali ke Mertoyudan pada 1941, akar sejarahnya tetap tertanam di Muntilan. Lembaga ini menjadi cikal bakal banyak tokoh Katolik Indonesia, dan mencerminkan kontribusi Van Lith dalam dunia pendidikan.

2. Museum Misi Muntilan – Arsip Perjalanan Gereja Katolik Jawa

Di kawasan Gereja Santo Antonius dan Sekolah Pangudi Luhur Van Lith, berdiri Museum Misi Muntilan yang juga dikenal sebagai Pusat Animasi Misioner (MMM PAM). Museum ini diresmikan pada tahun 2004 oleh Uskup Agung Semarang, Monsinyur Ignatius Suharyo. Isinya beragam peninggalan misi Katolik, seperti lonceng gereja, peralatan misa, jubah imam, serta dokumentasi sejarah penyebaran Katolik di Keuskupan Agung Semarang.

Museum ini menjadi tempat penting untuk memahami perjalanan Gereja Katolik yang berakar dari pendekatan Romo Van Lith. Lokasinya berada di Jalan Kartini No. 3, Muntilan, dan terbuka bagi masyarakat yang ingin mengenal lebih dekat jejak misi Van Lith.

Jejak Abadi: Sinkronisasi Iman dan Budaya

Karya Van Lith melampaui sekadar aktivitas pastoral. Ia berhasil membangun jembatan antara iman Katolik dan kebudayaan Jawa, menciptakan bentuk Katolik yang khas dan diterima oleh masyarakat lokal.

Sejarawan dan pengamat budaya, Mualim M. Sukethi, mencatat bagaimana Romo Van Lith memperkenalkan “Katolik Jawa” yang kental dengan simbol dan ekspresi budaya setempat, seperti penggunaan bahasa Jawa dan kesenian tradisional dalam liturgi.

Warisan Romo Van Lith bukan sekadar peninggalan sejarah. Ia merupakan representasi dari gagasan besar tentang pendidikan, toleransi, dan dialog antarbudaya. Muntilan menjadi titik penting dalam narasi ini, bukan hanya sebagai tempat ia berkarya, tetapi juga sebagai penjaga memori atas nilai-nilai yang ia perjuangkan.

Bagi siapa pun yang ingin menyelami sejarah Katolik di Indonesia dan memahami kekuatan akulturasi budaya, jejak Romo Van Lith di Magelang adalah titik awal yang tidak bisa diabaikan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *