Uncategorized

Walikota Magelang Mendorong Pemerataan Pendidikan dan Penguatan Karakter di Setiap Sekolah


PR JATENG

– Keprihatinan mendalam disampaikan Wali Kota Magelang, Damar Prasetyono, terkait kecenderungan masyarakat yang masih kerap membandingkan satu sekolah dengan sekolah lainnya. Menurutnya, dikotomi tersebut menunjukkan belum meratanya kepercayaan terhadap sistem pendidikan di Kota Magelang.

“Masih banyak orang tua yang melihat sekolah tertentu lebih baik dari yang lain. Ini menunjukkan ada ketimpangan persepsi terhadap mutu pendidikan kita,” ungkap Damar dalam forum bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang serta para kepala sekolah se-Kota Magelang, Rabu, 11 Juni 2025, di Aula Disdikbud.

Ia menegaskan bahwa setiap sekolah seharusnya menjadi unggulan. Pemerintah Kota Magelang pun, kata Damar, sedang menyiapkan strategi branding untuk menyetarakan persepsi publik terhadap seluruh satuan pendidikan di wilayahnya. Prinsipnya: semua sekolah harus inklusif, terintegrasi, dan mengedepankan sistem pendidikan yang sama kuatnya.

“Kami tidak ingin hanya satu dua sekolah yang dipandang baik. Pemerintah punya tugas memastikan mutu pendidikan merata, sehingga semua sekolah bisa jadi pilihan utama bagi masyarakat,” tegasnya.

Langkah konkret tengah disiapkan untuk mewujudkan hal itu, salah satunya melalui pembentukan tim perumus sistem pendidikan karakter. Damar menilai bahwa kecerdasan akademik tanpa ditopang karakter yang kuat tidak akan membawa kemajuan sejati bagi bangsa.

“Anak-anak boleh pintar, tapi jika tidak punya akhlak, itu jadi sia-sia. Karakter itu dibentuk lewat pembiasaan sehari-hari, dari hal-hal kecil yang konsisten dilakukan,” jelasnya.

Senada dengan Wali Kota, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Imam Baihaqi, turut menekankan pentingnya pendidikan karakter. Menurutnya, penguatan nilai-nilai tersebut juga menjadi upaya strategis untuk mencegah kekerasan dan perundungan di lingkungan sekolah.

“Kalau bicara akademik, SPM Pendidikan Kota Magelang sudah masuk jajaran atas nasional. Tapi ini belum cukup. Kita ingin anak-anak punya adab yang baik, tidak hanya pintar secara pelajaran,” kata Imam.

Sebagai bagian dari reformasi pendidikan yang menyeluruh, Pemkot Magelang saat ini juga tengah mengkaji perubahan jam masuk sekolah menjadi lebih awal untuk jenjang TK, SD, dan SMP. Inisiatif ini dirancang untuk melatih kedisiplinan dan mendukung pola hidup sehat anak-anak.

“Anak yang masuk sekolah lebih pagi cenderung tidur lebih awal. Ini membantu mereka lebih siap mengikuti pelajaran dan menjalani tujuh kebiasaan positif: bangun pagi, berdoa, olahraga, belajar, bermasyarakat, dan tidur cukup,” paparnya.

Imam menambahkan bahwa Disdikbud telah melakukan konsolidasi dengan seluruh kepala sekolah guna menyamakan pemahaman terkait arah kebijakan baru ini. Sosialisasi kepada orang tua siswa pun akan segera dilakukan sebagai bagian dari upaya membangun sistem pendidikan yang utuh, mulai dari pola waktu belajar, peningkatan kualitas SDM, hingga pembenahan sarana dan prasarana pendidikan.

Dengan pendekatan komprehensif ini, Pemkot Magelang berharap dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang adil, unggul, dan berkarakter — tanpa lagi ada dikotomi yang membatasi harapan dan pilihan masyarakat terhadap masa depan anak-anak mereka.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *