BERITA

Korban dari Srumbung Magelang Tewas karena Racun saat Melakukan Ritual Pesugihan


wisatamagelang.idKebumen —

Misteri mengenai kematian seorang pria bernama awalannya MU (55), yang berasal dari Kabupaten Magelang, telah terpecahkan oleh tim Reskrimum Polres Kebumen.

Jasad korban ditemukan tanpa tanda kehidupan di kawasan pemakaman Pagar Suruh, Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, pada hari Senin (19/5/2025) kurang lebih pukul 11:45 Waktu Indonesia Bagian Tengah.

Menurut informasi dari situs wisatamagelang.id yang dikemukakan oleh data pers rilis Polres Kebumen, Kapolres Kebumen AKBP Eka Baasith Syamsuri, bersama dengan Kasatreskrim AKP Yosha Farin Setiawan dan Plt Kasubag Humas Aiptu Nanang Faulatun D., menyatakan bahwa pihak berwenang telah mengenali identitas korban menjadi MU, seorang penduduk dari Kelurahan Mranggen, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.

Mayat korban pertama kali dijumpai oleh seorang penduduk yang tengah merawat kambingnya.

Saat ditemukan, tidak ada satupun identitas yang melekat pada tubuh korban.

Beberapa bagian tubuh si jenazah sudah mengalami kerusakan, yang membuat proses pengenalannya menjadi sulit.

Polisi juga menggunakannya alat pengenalan sidik jari khusus untuk menegaskanidentitas para korban.

Berikutnya, dalam waktu kurang dari 24 jam, kepolisian di Polres Kebumen berhasil menyelesaikan investigasi terkait kematian MU.

Korban meninggal dunia ternyata diserang oleh tersangka yang bernama awalnya WH (27), seorang penduduk dari Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, dengan latar belakangan dendam pribadi.

Pelaku serta korban dinyatakan ikut melakukan ritual pesugihan secara bersamaan.

Pelaku yang merasakan sakit hati dan dendam lantaran sebelumnya telah dilecehkan tidak dapat menjadi kaya walaupun telah berulangkali melakukan ritual pesugihan.

MU pernah mengolok-olok WH karena tidak berhasil meraup harta berkat ritual pesugihan tersebut.

“Diduga korban telah mengabaikan pelaku dengan berkata bahwa WH tak berdaya dalam membawa kekayaan lewat upacara itu,” jelas Kapolres AKBP Eka Baasith Syamsuri sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Jumat (23/5/2025).

Walaupun sebelumnya telah diperlakukan dengan tidak baik, WH tetap menerima undangan dari MU untuk ikut serta dalam upacara pada hari Kamis (15/5/2025).

Tetapi undangan tersebut digunakan oleh si penjahat sebagai kesempatan untuk melakukan tindak pembalasan.

Pada saat mempersiapkan upacara di tempat suci tersebut, si perusak menyelipkan racun ke dalam botol air minum dengan berpura-pura itu adalah air bunga untuk ritual.

“Racun tersebut kemudian diserahkan ke pada korbannya,” jelas Kapolres.

Para korban langsung tewas setelah meminum cairan itu dan menghembus napas terakhirnya di tempat.

Warga yang ketakutan langsung melarikan diri dari tempat kejadian, mengambil sepeda motor dan telepon genggam milik korbannya.

WH juga mencoba menutupi jejak kegiatannya dengan memperbaiki motornya yang menjadi barang bukti dan mereSET telepon seluler milik korbAN tersebut.

Akan tetapi, investigasi yang cepat dilakukan oleh Satreskrim Polres Kebumen menghasilkan kesuksesan.

“Meskipun penjahat berusaha menutupi jejaknya, penyelidik masih dapat membongkar bukti utama dalam kasus ini,” ujar AKBP Eka.

Insiden ini sekaligus menjadi pelajaran bagi publik untuk tidak gampang mempercayai atau mengambil bagian dalam ritual-ritual mistis semacam pesugihan yang berjanji memberikan kekayaan cepat.

Di luar melawan logika, tindakan semacam ini cenderung memicu perselisihan dan bisa mengarah pada tindak kriminal.

” Kami menghimbau kepada publik untuk tidak gampang terseret ke dalam aktivitas mistis semacam itu karena bisa memicu perselisihan dan hingga tindakan pidana,” tegas Kapolres. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *